top of page

Penyerangan Cyber Pada Pusat Data Nasional, Indonesia Tidak Akan Membayar Uang Tebusan

Penulis: Ignatius Ryan Wang




Dillies, sudah tau belum jika pusat data nasional Indonesia diretas dan penyerang meminta uang tebusan sebesar $8 juta US Dollar?


Serangan siber ini mengganggu lebih dari 200 layanan lembaga pemerintah Indonesia. Beberapa layanan telah dipulihkan, seperti layanan imigrasi dan lainnya, tetapi beberapa layanan lain seperti perizinan investasi masih tidak berfungsi. Pemerintah menolak membayar uang tebusan sebesar $8 juta dan bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia untuk memecahkan enkripsi data. 


“Para penyerang telah menyandera data dan menawarkan kunci akses sebagai imbalan atas uang tebusan sebesar $8 juta US Dollar”, kata Direktur Jaringan & Solusi TI PT Telkom Indonesia, Herlan Wijanarko.


Serangan tersebut melibatkan ransomware Lockbit 3.0 dan menyoroti kelemahan infrastruktur siber di Indonesia. Insiden ini menyusul serangan ransomware signifikan lainnya terhadap entitas Indonesia dalam beberapa tahun , seperti serangan terhadap Bank Sentral Indonesia pada tahun 2022 dan aplikasi COVID-19 milik Kementerian Kesehatan diretas pada tahun 2021, sehingga mengungkap data pribadi dan status kesehatan 1,3 juta orang Indonesia,


“Gangguan pada pusat data nasional dan waktu berhari-hari untuk memulihkan sistem membuat serangan ransomware ini luar biasa,” kata Persadha.


“Ini menunjukkan bahwa infrastruktur siber dan sistem server kami tidak ditangani dengan baik.” kata Pratama Persadha, Ketua Lembaga Penelitian Keamanan Siber Indonesia.


Kejadian ini dengan sangat jelas menunjukkan betapa kurang nya cyber security di Indonesia. Kami berharap ini bisa menjadi kasus penyerangan siber terakhir.


Bagaimana pendapat lo, Dillies?


0 views0 comments

Comments


bottom of page